Minggu, 04 Desember 2011

Syarat Menjadi Keluarga Sakinah


Keluarga adalah basis terpenting sebuah masyarakat. Maka, pembinaan keluarga mestilah menjadi tahap pertama pembinaan ummat. Dari keluarga-keluarga sakinahlah nantinya akan lahir generasi dambaan umat. Dambaan bangsa, Alloh mengisyaratkan hal ini dengan menyuruh kita menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.
Ada lima syarat untuk menjadi keluarga sakinah.
Pertama, cinta pada Alloh.
Suami, istri, dan anak menjadikan cinta pada Alloh sebagai titik sentral kehidupan mereka.
Kedua, Saling mencintai karena Alloh.
"Aku ingin terbang ke langit dunia dan akhirat bersamanya," "Istri juga teman dan sahabat."
Ketiga adalah Mawaddah artinya saling memuaskan.
"Ya, seperti berusaha memenuhi kebutuhan hidup secara wajar,"
Keempat adalah rahmah yang bersifat ruhiyah.
"Bagaimana kita saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di hadapan Alloh. Semakin dekat hubungan kita dengan Alloh semakin baik hubungan kita dengan keluarga. Hubungan kita dengan sesama manusia juga merupakan cermin sejauh mana kedekatan hubungan kita dengan Alloh."
Syarat kelima menjadikan keluarga yang sakinah adalah membentuk unit masyarakat yang terkecil ini sebagai ulil albab. Keluarga yang cerdas.
Keluarga da'wah.
"Keluarga sakinah mempunyai potensi besar untuk menularkan kesakinahannnya pada orang lain. Keluarga sakinah itu, tak hanya ingin keluarganya saja yang harmonis tapi juga ingin keluarga yang lain merasakan hal yang sama." "Dari sinilah da'wah mulai menyebar. Keluarga da'wah itu adalah keluarga yang saling membantu satu sama lain dalam kebaikan. Baik untuk dirinya maupun orang lain".
"Namun ada hal lain yang juga perlu diperhatikan,". "Hendaklah keluarga sakinah itu juga menghidupkan 7 sunnah Nabi. Dengan demikian cermin keluarga sakinah menjadi jelas."
Apa saja sih, Tujuh Sunnah Nabi itu?
Pertama, Menghidupkan sholat malam.
Setiap malam kalau mungkin, atau sesering mungkin.
Kedua, selalu membaca Al Qur’an.
Ketiga, pergi ke masjid. "Terutama bagi ayah dan anak laki-laki, diupayakan untuk setiap hari jangan lewatkan waktu tanpa pergi ke masjid."
Keempat adalah sholat dhuha.
Kelima adalah berinfak/bersedekah.
Upayakan tiap hari selalu bersedekah, dalam keadaan lapang atau sempit.
Keenam, selalu beristighfar di segala kesempatan.
Banyak mengingat dosa yang telah kita lakukan, baik dosa dalam kondisi sadar ataupun tidak.
Ketujuh, selalu menjaga wudhu.
"Menikah itu adalah salah satu nikmat Alloh dan setelah menikah, nikmat itu terus bertambah. Memiliki istri dan anak-anak sholeh dan sholehah adalah surga di dunia.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Setiap orang muslim meyakini tentang kedudukan akhlak dalam kehidupan individu, berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Di sini, ada beberapa akhlak dan adab yang harus ada pada suami-istri, yakni berupa hak di antara keduanya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (Al-Baqarah: 228)

1. Keduanya memiliki sifat amanah.
Jangan sekali-kali salah satu dari keduanya mengkhianati yang lain, karena mereka berdua tak ubahnya dua orang yang sedang berserikat, sehingga dibutuhkan amanah, menerima nasihat, jujur dan ikhlas di antara keduanya dalam segala kondisi.

2. Memiliki kasih sayang di antara keduanya.
Sang istri menyayangi suami dan begitu juga sebaliknya, sang suami menyayangi istrinya. Ini merupakan perwujudan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (Ar-Rum: 21)

3. Menumbuhkan rasa saling percaya antara kedua belah pihak. Jangan sekali-kali terkotori dengan keraguan terhadap kejujuran, amanah, dan keikhlasannya.

4. Lemah lembut, wajah yang selalu ceria, ucapan yang baik dan penuh penghargaan. Hal ini masuk dalam keumuman firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ

“Bergaullah dengan mereka secara patut.” (An-Nisa`: 19)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

“Inginkan dan lakukan kebaikan untuk kaum wanita.” (Lihat Minhajul Muslim, 1/102).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar