Minggu, 17 Juni 2012

BERLIMPAH KENIKMATAN DALAM HIJAB

Oleh: Nurul Laily Fikhrotush Shohihah


Sebenarnya apa sih hijab itu? Hijab adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Kenapa dinamakan penghalang? Karena jika memandangnya kita masih merasa ada yang kurang sempurna untuk dipandang, atau masih ada rasa penasaran terhadap sesuatu itu karena ada yang menghalanginya.

Hijab merupakan cermin kesucian diri dan kemuliaan seorang wanita. Karena dengan hijab, para wanita akan terhalang dari berbagai fitnah tertentu. Misalnya, terhalang dari segala pandangan nakal para lelaki. Ironisnya banyak wanita sekarang yang mengakui islam, tetapi keluar ke jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab. Anehnya, mereka juga bersolek tanpa rasa malu. hingga sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir. Sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi  kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala semata. Sekarang ini lagi nge-trend zamannya kerudung saringan tahu, alias kerudung paris yang sangat tipis dan terawang. Jilbab ini hampir mirip seperti saringan yang biasannya digunakan untuk menyaring ampas tahu. Karenannya diistilahkan dengan  jilbab saringan tahu. Padahal sudah jelas  dalam Al Qur'an surat Al-Ahzab ayat 59 telah tertulis : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al Imam Al Qadli Nashiruddin Abdullah Ibnu Umar Al Baidlawi Asy Syafii’ (Wafat 691 H) rahimahullah berkata dalam tafsirnya :,” Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,” artinya hendaklah mereka menutupi wajah-wajahnya dan tubuhnya dengan milhafah (Jubah) bila mereka keluar untuk suatu kebutuhan.Dan min (dari) adalah untuk menunjukan sebagian (tab’idl), karena sesungguhnya wanita mengulurkan sebagian jilbabnya, dan berselimut dengan sebagian yang lainnya,” Dan yang demikian ittu agar mereka lebih mudah untuk dikenal,” yaitu dibedakan dari wanita budak dan para penyanyi,”maka mereka tidak diganggu,”  orang-orang jahat tidak mengganggu mereka,” Dan Maha pengampun,”  terhadap yang telah lalu,”lagi maha penyayang,” terhadap hamba-hambanya karena selalu memperhatikan kemashlahatan mereka sampai hal-hal yang kecil [Anwar At Tanzil Wa Asrarut ta’wil 2/280].

Abu Bakar mengatakan dalam ayat ini ada dalalah (dalil yang menunjukan) bahwa wanita muda diperintahkan untuk menutup wajahnya dari laki-laki lain, dan (diperintahkan) untuk menampakan ketertutupan dan ‘iffah ketika keluar agar orang-orang fasiq tidak berhasrat terhadapnya.
Saat ini, coba kita tengok kembali maraknya kasus perkosaan yang terjadi di kota-kota metropolitan akhir tahun 2011 lalu. Apalagi maraknya kasus perkosaan dalam angkutan umum di kota-kota besar. Berita tindak asusila ini sering kali mangkir di berbagai macam channel  tv, baik pagi, siang dan sore. Kenapa bisa terjadi? Karena kaum hawa berpakaian tidak sesuai dengan perintah al-Qur’an. Mereka berlomba-lomba untuk memamerkan kemolekan, kecantikan, dan keputihan kulitnya. Bahkan mereka senang dengan kostum bupati (buka paha tinggi-tinggi) yang mereka pakai. Astaghfirullah.

Ingatlah wahai Muslimah! Pandangan itu adalah salah satu dari panah-panah Iblis yang beracun. seorang penyair berkata: Semua kejadian bermula dari pandangan dan umumnya, api berasal dari percikan api. Dan yang lain berkata: Mereka (wanita) menaklukan laki-laki berakal hingga tidak bisa berkutik. Padahal mereka itu adalah makhluk Allah yang paling lemah yang berbentuk manusia.
Kerusakan-kerusakan ini bukanlah sekedar khayalan atau perkiraan belaka, namun semua masyarakat manusia di alam ini telah tertimpa dengannya, dan semua itu adalah akibat dari barakah sufur (membuka wajah) ini.

Sangat sedikit orang yang berbuat dan mengajak orang lain kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair Arab: “Wahai kamu yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah kamu lakukan. Apakah kamu mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas rugi? Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya. Sebab kamu disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.”

Sangat berbeda kasus jika kita pergi ke tempat-tempat umum dengan berhijab. jika kita menggenakannya, maka kaum Adam akan berpikir ulang untuk menganggu. Kenapa? Karena wajah kita tak terlihat. Kok bisa? Pertama, mereka berfikir “Kalau  mengganggu, apa sebenarnya yang diganggu cantik? Percuma dong siul-siul, rayu-rayu tapi yang diganggu buruk rupa”. Kedua, “Wah, ini muslimah sejati! Di saat wanita-wanita pada zaman ini berlomba-lomba menjadi bupati (buka paha tinggi-tinggi), wanita ini malah memilih menjadi ketupat (ketutup auratnya rapat-rapat). Tak sampai hati aku menggodannya.” Subhanallah... inilah komentar dari  beberapa ikhwan yang saya kenal.

Selain itu, berhijab juga menghindarkan pelakunya dari kejahatan perampokan. Apa yang mau dicopet kalo segala macam perhiasan yang menempel pada tubuh tertutup rapi, bahkan sangat rapat. Maka benarlah firman Allah dalam surat An Nuur ayat 31 yang artinya; “Katakanlah kepada wanita yang beriman hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaknya mereka menutupkan kain tudung ke dadanya…”. Apa yang telah Allah perintahkan kepada hambanNya pasti terkandung banyak faedah di dalamnya.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata: “Selamat bagi kalian yang memakai baju yang tebal, karena sebenarnya orang yang memakai baju yang tipis maka imannya pun tipis.” Subhanallah!
Rasulullah saw. bersabda: “Wanita yang di neraka menggantungkan dirinya dengan rambutnya adalah wanita yang tidak menutup rambutnya di hadapan selain mahrom.”
Rasulullah saw bersabda: “Dua golongan penghuni Jahanam belum pernah aku lihat. Kelompok yang disiksa dengan sebuah pecut (menyerupai ekor sapi). Kedua para wanita yang berbusana namun telanjang (mereka yang mengenakan baju tipis dan transparan)”. Bagaimana? Masih belum ingin menutup seluruh aurat?

Mari kita lanjut pada fungsi selanjutnya dari berhijab, yakni untuk menjaga kehormatan. Imam Ali berkata: “Kami sedang bersama Rasulullah, beliau bertanya; “Apakah yang paling baik bagi wanita?” Fathimah menjawab; “Yang terbaik bagi wanita adalah dia tidak melihat non mahram dan dia juga tidak dilihat oleh pria non mahram”. Subhanallah, apa yang disampaikan oleh Fathimah Azzahra adalah contoh prilaku paling baik yang mampu memberikan keuntungan bagi wanita dan menjaga kedudukan mereka dalam masyarakat. Karena jika wanita keluar dari rumah dan berbaur dengan laki-laki, di mana laki-laki dapat menyaksikan keindahan dirinya, maka para pemuda akan lebih lama lagi menikah. Kenapa ini terjadi? Karena rasa penasaran mereka terhadap keindahan tubuh wanita seolah terbayar “gratis” dengan bertebarannya wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang di muka bumi. Akibatnya, wanita tanpa suami akan bertambah dari hari ke hari bukan?

Ada lagi Akhwati fillah, wanita bersuami yang menyaksikan bahwa suaminya suka memperhatikan wanita lain, maka ia akan jatuh dalam rasa kecemburuan dan buruk sangka yang tinggi. Bangunan protes dan ketidakcocokan akan terus muncul diantara mereka. Pada ujungnya, akan menggoncangkan keselarasan rumah tangga. Dan akhirnya akan terjadi perceraian atau mereka tetap dalam penjara rumah dan terus menunggu berakhirnya masa pertikaian yang disebabkan karena tidak bisa menjaga mata dan hawa nafsunya. Sedangkan para laki-laki yang menyaksikan keindahan wanita, jika ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya berkaitan dengan hal tersebut, akan mengalami gangguan kejiwaan dan keputusasaan akan semakin menumpuk di kalangan mereka. Maka dari itu Akhwati fillah, mari kita bantu para mujahid-mujahid Allah untuk menundukkan pandangannya. Tutuplah tubuh kita rapat-rapat agar para ikhwan lebih bisa menghormati kaum wanita.

Sesungguhnya Allah telah menjelaskan hikmah berhijab dan ‘illahnya (alasan hukumnya) Dia
berfirman,” Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka,” dan illah ini adalah umum, karena tidak ada seorang muslim pun mengatakan bahwa selain isteri-isteri Nabi tidak membutuhkan kepada kesucian hati mereka dan hati para pria dari hasrat terhadap mereka (wanita). Sedangkan umumnya illah dan hikmah hijab merupakan dalil keumuman hukum hijab bagi seluruh wanita kaum muslimin.

Wahai ukhti Al-Muslimah! Renungkanlah! Andai orang –orang yang bukan mahrammu melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi, atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya? Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dimana tubuh rampingmu bisa dilihat banyak orang? Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai receptionis, dimana kamu bisa memamerkan senyummu ke semua orang? Padahal kamu telah lanjut usia, kulitmu yang dulu putih mulus kini telah menjadi keriput dan kasar. Bahkan gigimu sudah ompong. Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekkan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan kamu adalah sebuah barang yang sudah habis masa pakainya ( kata pepatah : habis manis sepah dibuang). Na’udzubillah. Ingatlah wahai Akhwati fillah, "Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang solehah." HR Muslim. Masyaallah!

Wanita itu ibarat bunga. Cantik indahnya pada pandangan mata hanya sementara. Yang kekal menjadi pujaan manusia hanyalah wanita yang mulia akhlaknya. Karena akhlak itu umpama bunga diri. Tiada guna berwajah cantik tetapi akhlak buruk. Tiada guna juga berwajah cantik tetapi hati kosong dari ilmu. Ibarat bunga, ada yang cantik bila dipandang tetapi busuk baunya. Ada pula yang kurang menarik dan baunya juga kurang menyenangkan. Ada juga bunga yang tidak menarik pada pandangan mata kasar, tetapi bila dihalusi dengan mata hati, ternyata amat tinggi nilainya.
Berhijab adalah suatu proses panjang dalam memantapkan hati. Bukan siap dulu baru berhijab. Namun, hijabkanlah diri kita sendiri dan nantinya hati kita juga akan ‘terhijabi’. Karena sejatinya, kita tidak akan pernah merasa siap kalau kita tidak melakukannya terlebih dulu. Bukankah setiap permulaan itu sulit? Terkadang kita selalu berfikir “jika aku memakai gamis, apa kata orang? Jika memakai jilbab besar, apa kata orang? Jika memakai hijab apalagi.. apa nanti kata orang?” Ingatlah! Jangan pedulikan apapun karena orang. Karena bagaimanapun keadaan kamu, pasti akan ada yang menghalangimu dalam berbuat kebaikan. Maka, fikirkanlah “Apa kata Allah!”. Manusia itu pasti akan mati. Dan Allah lah dzat yang Maha Melihat, Maha Mengawasi, Maha Tidak Tidur dan Maha Hidup.

Kenapa saya mengatakan demikian? Karena pada pertama kali saya memakai hijab, saya juga masih memikirkan “Apa kata orang”. Dan ini yang harus diluruskan dari setiap orang. Pertama kali saya memakai, jujur saya masih ada sedikit rasa takut. Kenapa? Ya, saya masih takut jika dikira teroris. Karena pemahaman orang awam terhadap hijab,  pertama kali mereka akan berfikir ekstrim. Mengapa hal ini terjadi? Karena banyak dari berbagai kota di Indonesia ini, hijab belum terlalu populer. Masyrakat kita lebih sering melihat wanita-wanita berpakaian tapi telanjang daripada melihat wanita-wanita yang menjaga kehormatan dirinya dengan hijab. Maka, inilah tugas kita untuk berdakwah ya Akhwati Fillah!

Ukhti Al-Muslimah, dengarkan; “Jangan sekali-kali Engkau menganggap jalan (merubah diri menjadi lebih baik) itu mudah. Jalan itu dipenuhi sesuatu yang kita benci, banyak halangan, penuh duri-duri tajam yang bisa membuat kita sakit” (Imam Ibnul Jauzi). Maka janganlah kita putus asa dan roboh hanya karena perkataan orang-orang yang tidak suka dengan perubahan kita untuk menjadi lebih baik. Akhwat yang tangguh tidak akan pernah menyerah. Karena yang menyerah, tidak akan menang.
Dan ternyata, setelah beberapa bulan saya memakai hijab, saya baru merasakan kenikmatan yang berlimpah di dalamnya. Hijab tidak hanya melindungi kita dari pandangan kaum Adam semata. Akan tetapi, hijab juga berfungsi melindungi tubuh dari sengatan matahari (sun protect). Bahkan  dalam beberapa minggu saja, kulit terlihat lebih putih dari sebelumnya. Selain itu, kulit menjadi lebih mulus, bersih, bercahaya dan cantik alami meski tanpa memakai kosmetik apapun. Subhanallah. Masih belum percaya? Cobalah perhatikan teman anda yang berhijab. Apakah ia demikian? Kalau anda tidak menemukan seorang pun dari teman anda yang berhijab, mengapa tidak anda sendiri yang mencobanya?

Hijab itu tidak selalu serba hitam kok. Kenapa kebanyakan wanita berhijab memakai kostum hitam? Al Imam Abu Bakar Ahmad Ibnu Ali Ar Raziy Al Jashshash (Wafat 370 H) rahimahullah berkata; Abdullah Ibnu Muhammad telah memberi kabar kami, berkata; Al Hasan telah mengkabari kami, berakata; Abdurrazzaq telah mengkabari kami, berkata; Ma’amar telah mengkabari kami dari Abu Khaitsam dari Shafiyyah Bintu Syaibah dari Ummu salamah, berkata; Tatkala ayat ini turun,”, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”, wanita-wanita dari kalangan Anshar keluar (dari rumah) seolah-olah di atas kepala mereka ada gagak karena pakaian hitam yang mereka kenakan.” Tujuannya adalah supaya tidak menarik perhatian orang. Tapi boleh juga kita sesekali berhijab dengan warna hijab lain. Misalnya warna merah, coklat, hijau, ungu, dan warna-warna lembut lainya. Yang jelas, kita tetap harus memperhatikan fungsi utama hijab, yaitu tidak terlalu menarik perhatian orang.

Berhijab juga dapat membuat hati kita menjadi tenang dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Alasannya, jika kita sudah berhijab pastilah kita akan merasa malu jika kita tidak melaksanakan amalan-amalan ibadah sunnah maupun wajib. Karena bagaimanapun juga, jika badan kita sudah terhijabi, maka insyaallah hijab itu dengan sendirinya akan merasuk dalam hati. Maka, yuk sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan!

Wahai para calon Ibu generasi mendatang, dengarkanlah ini: “Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan, berarti anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram, ia akan berdaun rindang. Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar berbobot sepanjang masa.”

Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan suatu bangsa terletak di tangan wanita. Oleh yang demikian, Allah telah menetapkan hukumnya ke atas mereka. Walaupun berat dirasa, tetapi itu adalah kemanisan iman yang dicicip oleh wanita solehah. Ya Allah, berikanlah hidayahMu kepada seluruh muslimah di bumi ini, agar mereka semua bisa merasakan nikmatnya berhijab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar